Episod 10
Terpaku pandangan matanya pada lampu yang menerjahkan cahayanya.Terpinga-pinga Salina melihat sekeliling..Terasa tangan kanannya di genggam...Salina melihat seorang laki-laki yang sedang tidur lena di sisinya sambil menggenggam erat jari-jemarinya.Garis kepenatan terserlah di wajah itu…Perlahan-lahan Salina menarik jari-jemarinya ..
“Astaghfirullah…ketiduran…,”terjaga Garry dari lenanya setelah merasa pergerakan di jarinya, lalu spontan berdiri meraup wajahnya.
Terasa dirinya diperhati,Garry menghentikan raubannya..Salina sedang merenung dirinya..tersipu-sipu Garry tika itu seperti pertama kali bertemu perempuan.Sengaja dia memicit-mincit tengkuknya sambil memandang ke arah lain.Setelah kewarasan menguasai sepenuhnya akal barulah Garry menyapa Salina..
“Er…kamu udah sadar ya..maaf..aku ketiduran tadi…er…kamu mau minum?,”masih tersipu-sipu lagaknya..
“Saya ada kat mana? kenapa saya ada kat sini?awak siapa?,”antara dengar dan tidak suara Salina bertanya…sedikit serak..
“Argh…kenapa kaki saya?,”berkerut dahi Salina menahan sakit ketika cuba bangun dari pembaringan..
“Salina..kamu ada di rumah sakit..er..hospital..kamu kecelakaan seminggu yang lalu.Kaki kamu patah,tapi enggak apa-apa kok,bisa pulih.jangan risau..kamu perlu istirehat yang banyak..jangan terlalu aktif ya..kalau kamu mau minum aku ambilin..,”ujar Garry lembut…
“Awak siapa?Salina itu siapa?,”Tanya Salina lemah..
“Salina itu kamu…nama kamu Salina..aku Garry..tunanganmu..,”jawab Garry sambil menatang air kosong di sisi Salina..sengaja melarikan anak mata dari melihat ke mata Salina..takut pembohongannya tidak menjadi.
Begitu berhati-hati Garry menyuapkan air kosong menggunakan sudu sedikit demi sedikit ke mulut Salina.Salina hanya mengiakan sahaja perbuatan itu kerana tekaknya dirasakan terlalu kering.Otaknya terus ligat berfikir kenapa dia sendiri tidak mengingati namanya,dan kenapa Garry begitu asing bagi dirinya walhal laki-laki itu sudah memperkenalkan dirinya sebagai tunangannya.Selesai minum, Salina kembali mengatupkan matanya.Terasa keletihan menjalar kesetiap urat di tubuhnya..
“Maafkan aku kerna mengaku tunanganmu…rasa cinta ini membawa aku ke mari..dan aku mahu kamu tinggalkan kisah dulu mengenai aku dan kamu.Jangan ada benci di hati kamu lagi.Justeru itu aku mengaku sebagai tunanganmu..maafkanku..,”Garry bermonolog di dalam hati sambil memandang sepi ke wajah Salina yang sedang lena.
No comments:
Post a Comment